Kamis, 10 April 2014

Hemoglobin A1c (HbA1c)


Pengukuran kadar glukosa darah hanya memberikan informasi mengenai
homeostasis glukosa yang sesaat dan tidak dapat digunakan untuk
mengevaluasi pengendalian glukosa jangka panjang (mis. beberapa minggu
sebelumnya). Untuk keperluan ini dilakukan pengukuran hemoglobin
terglikosilasi dalam eritrosit atau juga dinamakan hemoglobin glikosilat atau
hemoglobin A1c (HbA1c).
Apabila hemoglobin bercampur dengan larutan dengan kadar glukosa yang
tinggi, rantai beta molekul hemoglobin mengikat satu gugus glukosa secara
ireversibel, proses ini dinamakan glikosilasi. Glikosilasi terjadi secara spontan
dalam sirkulasi dan tingkat glikosilasi ini meningkat apabila kadar glukosa
dalam darah tinggi. Pada orang normal, sekitar 4-6% hemoglobin mengalami
glikosilasi menjadi hemoglobin glikosilat atau hemoglobin A1c. Pada
hiperglikemia yang berkepanjangan, kadar hemoglobin A1c dapat meningkat
hingga 18-20%. Glikosilasi tidak mengganggu kemampuan hemoglobin
mengangkut oksigen, tetapi kadar hemoglobin A1c yang tinggi mencerminkan
kurangnya pengendalian diabetes selama 3-5 minggu sebelumnya. Setelah
kadar normoglikemik menjadi stabil, kadar hemoglobin A1c kembali ke normal
dalam waktu sekitar 3 minggu.
Karena HbA1c terkandung dalm eritrosit yang hidup sekitar 100-120 hari, maka
HbA1c mencerminkan pengendalian metabolisme glukosa selama 3-4 bulan. Hal
ini lebih menguntungkan secara klinis karena memberikan informasi yang lebih
jelas tentang keadaan penderita dan seberapa efektif terapi diabetik yang
diberikan. Peningkatan kadar HbA1c > 8% mengindikasikan diabetes mellitus
yang tidak terkendali, dan penderita berisiko tinggi mengalami komplikasi
jangka panjang, seperti nefropati, retinopati, neuropati, dan/atau kardiopati.
Eritrosit yang tua, karena berada dalam sirkulasi lebih lama daripada sel-sel
yang masih muda, memiliki kadar HbA1c yang lebih tinggi. Penurunan palsu
kadar HbA1c dapat disebabkan oleh penurunan jumlah eritrosit. Pada penderita
dengan hemolisis episodik atau kronis, darah mengandung lebih banyak eritrosit
muda sehingga kadar HbA1c dapat dijumpai dalam kadar yang sangat rendah.
Glikohemoglobin total merupakan indikator yang lebih baik untuk pengendalian
diabetes pada penderita yang mengalami anemia atau kehilangan darah.
Apakah HbA1c itu ?
HbA1c adalah zat yang terbentuk dari reaksi antara glukosa dengan
hemoglobin (bagian dari sel darah merah yang bertugas mengangkut
oksigen ke seluruh bagian tubuh). HbA1c yang terbentuk akan tersimpan
dan tetap bertahan di dalam sel darah merah selama ± 3 bulan, sesuai
masa hidup sel darah merah. Jumlah HbA1c yang terbentuk, tergantung
kadar glukosa di dalam darah sehingga hasil pemeriksaan HbA1c dapat
menggambarkan rata-rata kadar glukosa darah selama ± 3 bulan.
Mengapa diabetisi perlu periksa HbA1c ?
Diabetisi perlu melakukan pemeriksaan HbA1c untuk mengetahui rata-rata
kadar glukosa darah dalam waktu 1-3 bulan sebelumnya. Dengan demikian,
diabetisi dapat menilai pengendalian diabetesnya dengan tujuan untuk
mencegah komplikasi diabetes. Selain itu, pemeriksaan HbA1c juga dapat
digunakan untuk menilai efektivitas perubahan terapi setelah 2-3 bulan.
Apa tidak cukup periksa glukosa darah saja ?
Pemeriksaan glukosa darah hanya mencerminkan kadar glukosa darah pada
saat diabetisi diperiksa, tetapi tidak menggambarkan pengendalian diabetes
jangka panjang (± 3 bulan). Meski demikian, pemeriksaan glukosa darah
tetap diperlukan dalam pengelolaan diabetes, terutama untuk mengatasi
permasalahan yang mungkin timbul akibat perubahan kadar glukosa darah
secara mendadak.
Jadi, pemeriksaan HbA1c tidak dapat menggantikan maupun digantikan
oleh pemeriksaan glukosa darah, tetapi pemeriksaan ini saling menunjang
untuk memperoleh informasi yang tepat mengenai kualitas pengendalian
diabetes seseorang.
Apa makna hasil pemeriksaan HbA1c ?
- Nilai HbA1c < 6.5 % berarti kendali diabetes baik.
- Nilai HbA1c 6.5 – 8 % berarti kendali diabetes sedang.
- Nilai HbA1c > 8 % berarti kendali diabetes buruk.
Siapa yang perlu periksa HbA1c ?
Semua diabetisi memerlukan pemeriksaan HbA1c secara berkala untuk
mendapatkan pengendalian diabetes yang baik.
Kapan diabetisi perlu periksa HbA1c ?
Sebaiknya diabetisi melakukan pemeriksaan HbA1c pada evaluasi medis
pertama kali semenjak terdiagnosa menderita diabetes, selanjutnya dapat
dilakukan setiap 3 bulan sekali sebagai bagian dari pengelolaan diabetes.


Posted via Blogaway

0 komentar:

Posting Komentar