Kanker servik jadi pembunuh wanita

Tahukah Anda, bahwa dalan setiap jam wanita di Indonesia meninggal akibat kanker serviks atau lebih dikenal dengan kanker mulut rahim. Bahkan dalam setiap menit wanita di seluruh dunia meninggal karna kanker yang mematikan ini.

Beda Hormon LH dan FSH

FSH dan LH yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis anterior, sebuah kelenjar kecil yang hadir di bagian bawah otak. FSH pada dasarnya menyebabkan pematangan sel telur di dalam folikel dalam tubuh wanita.

Manfaat Bawang Putih

Khasiat atau manfaat bawang putih ternyata tidak hanya untuk menyedapkan atau sebagai bumbu masakan saja, namun ternyata banyak hal lain yg dapat di manfaatkan dari bawang puth tersebut terutamanya untuk dunia kesehatan.

Toko Kayumanis

Selamat datang di Toko Kayumanis version Online Shop Kami menjual T-shirt, kaos oblong dan jaket T-shirt, kaos oblong dan jaket yang kami jual menggunakan bahan yang berkualitas tinggi, kelebihan dari T-shirt, kaos oblong dan jaket di Toko kami dapat anda tentukan sendiri desainnya, pola ataupun grafisnya sesusai keinginan anda sehingga dapat dipastikan tidak ada T-shirt, kaos oblong dan jaket dari Toko kami yang mempunyai motif yang sama.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 30 April 2014

Urea Nitrogen


Urea Nitrogen ( Urea N) merupakan produk akhir dari metabolisme protein yang
disintesis oleh hati, dan akan mudah difiltrasi oleh ginjal. Pemeriksaan Urea
N menggambarkan perbandingan antara produksi dan klirens urea. Konsentrasi
urea N dalam darah dapat meningkat pada kondisi penyakit ginjal akut maupun
kronik.
Bersamaan dengan pemeriksaan kreatinin dapat digunakan untuk uji fungsi
ginjal, Pemantauan hemodialisis dan terapi lainnya, Perbandingan Urea
N serum dengan kreatinin dapat digunakan untuk membedakan adanya pre
renal failure, intrinsic failure ataukah obstruksi.


Posted via Blogaway

Selasa, 29 April 2014

Pemeriksaan IgM

Pemeriksaan IgM adalah pengukuran kuantisasi imunoglobulin M dalam darah.
Molekul IgM penting sebagai rheumatoid factor, cold agglutinin dan sebagai
isoagglutinin. Konsentrasi IgM dapat meningkat pada sirosis biliari primer
dengan konsentrasi serum alkalin fosfatase yang tinggi dan antibodi
antimikrobial.
Manfaat
Pemeriksaan
: Mengevaluasi imunitas humoral; diagnosis dan pemantauan terapi
makroglobulinemia dari Waldenstrom dan neoplasma limfoid, serta
limfoplasmasitik; diagnosis diferensial yang meliputi myeloma sel plasma dan
makroglobulinemia esensial; mengevaluasi infeksi in utero atau infeksi akut; dan
defisiensi IgM dikaitkan dengan infeksi gram negatif.


Posted via Blogaway

Minggu, 27 April 2014

Pemeriksaan NT-ProBNP ( B-type Natriuretik Peptide)


B-type Natriuretic Peptide (BNP) adalah hormon yang dihasilkan oleh otot jantung ketika otot bilik (ventrikel) jantung meregang atau mengalami tekanan. BNP berfungsi mengatur keseimbangan pengeluaran garam dan air, termasuk mengatur tekanan darah. BNP diproduksi sebagai pre-hormon yang disebut proBNP. Pada saat terjadi peregangan otot jantung, proBNP akan dipecah menjadi 2 bagian yaitu bagian yang aktif (BNP) dan bagian yang lebih stabil yaitu NT-ProBNP, dan keduanya akan dibebaskan masuk ke dalam aliran darah/sirkulasi. Jika jantung, khususnya otot bilik jantung sebelah kiri (ventrikel kiri) fungsinya terganggu, kadar NT-ProBNP di dalam darah akan meningkat. Karena itu, NT-proBNP digunakan sebagai penanda untuk deteksi gagal jantung.
Pemeriksaan NT-proBNP dilakukan dengan mengukur kadar NT-proBNP
di dalam darah. Peningkatan kadar NT-proBNP di dalam darah terjadi bila
fungsi jantung, khususnya otot bilik jantung sebelah kiri atau ventrikel kiri
mengalami gangguan. NT-proBNP merupakan bagian yang lebih stabil dari pro-
BNP yang diproduksi oleh otot jantung ketika otot bilik (ventrikel) jantung
mengalami peregangan atau tekanan
Manfaat pemeriksaan ini adalah untuk Diagnosis dan prognosis individu dengan dugaan congestive heart failure (CHF). Terutama pada pasien diabetes digunakan dalam skrining kardiomiopati diabetes Penurunan kadar BNP berkorelasi kuat dengan penurunan tekanan baji kapiler pulmonal ( pulmonary capillary wedge pressure, PCWP ).
Perubahan PCWP dari 33 ± 2 mm Hg menjadi 25 ± 2 mm Hg selama 24 jam pertama, akan menurunkan kadar BNP dari 1472 ± 156 pg/mL menjadi 670 ± 109 pg/mL. Penurunan ini tampak setelah 2-4 jam terapi diberikan.2 Dari studi klinik terdahulu diketahui bahwa pemakaian BNP untuk diagnostik di UGD pada pasien yang dicurigai
gagal jantung dapat memperpendek masa rawat inap, sehingga biaya yang
dikeluarkan lebih kecil.


Posted via Blogaway

Jumat, 25 April 2014

Laktat dehidrogenase (LD, LDH)

Laktat dehidrogenase (LD, LDH) adalah enzim intraseluler yang terdapat pada
hampir semua sel yang bermetabolisme, dengan konsentrasi tertinggi dijumpai
di jantung, otot rangka, hati, ginjal, otak, dan sel darah merah. LDH merupakan
suatu molekul tetramerik yang mengandung empat subunit dari dua bentuk; H
(jantung) dan M (otot), yang berkombinasi sehingga menghasilkan lima
isoenzim yang diberi nama LDH1 (H4) sampai LDH5 (M4). Isoenzim-isoenzim
tersebut memiliki spesifisitas jaringan yang sangat berguna dalam menentukan
organ asal, yaitu :
LDH1 (HHHH) terdapat di jantung, eritrosit, otak
LDH2 (HHHM) terdapat di jantung, eritrosit, otak
LDH3 (HHMM) terdapat di paru, otak, ginjal, limpa, pankreas,
adrenal, tiroid
LDH4 (HMMM) terdapat di hati, otot rangka, ginjal
LDH5 (MMMM) terdapat di hati, otot rangka, ileum
Aktivitas LDH total dalam serum diperkirakan meningkat pada hampir semua
keadaan penyakit yang mengalami kerusakan atau destruksi sel. Selain itu,
aktivitas LDH total juga merupakan indikator yang relatif sensitiv yang
menunjukkan sedang berlangsungnya proses patologik. Peningkatan LDH total
dan rasio LDH1/LDH2 dengan kadar tertinggi LDH1 bermanfaat untuk
memastikan diagnosis infark miokardium (MCI). Kadar LDH meningkat dalam
waktu 12-24 jam setelah terjadinya MCI, mencapai puncaknya dalam 2-5 hari
dan tetap tinggi hingga 6-12 hari, lalu akan menjadi normal kembali dalam
waktu 8-14 hari.
Hemolisis invivo akibat keadan seperti anemia hemolitik, anemia sel sabit,
anemia megaloblastik, anemia hemolitik mikroangiopati dan kerusakan mekanis
pada eritrosit akibat katup jantung prostetik akan menyebabkan peningkatan
kadar LDH, dengan LDH1 lebih besar daripada LDH2
LDH3 berhubungan dengan penyakit paru. Selain itu, LDH2, LDH3, dan LDH4
sering meningkat pada pasien dengan keganasan dan beban tumor yang besar
karena metabolisme dan pertukaran sel tumor, kecuali pada tumor
germinativum testis dan ovarium yang cenderung menyebabkan peningkatan
LDH1 dan LDH2. Peningkatan LDH tersendiri yang terdeteksi pada pemeriksan
penyaring perlu dilakukan pemeriksaan terhadap kemungkinan keganasan
tersamar.
LDH5 keluar dari otot rangka setelah cedera (tetanus, kejang, cedera mekanis,
cedera listrik, dsb) dan dari hati pada banyak patologi hati (hepatitis, sirosis,
kongesti pasif, dsb). Untuk membedakan sumber peningkatan LDH5 dari otot
rangka atau hati, informasi polaenzim lain sangat bermanfat (misal CK,
aminotransferase, ALP, GGT).
Penyakit multisistem dapat menyebabkan peningkatan aktifitas LDH total
disertai distribusi normal isoenzim. Aktifitas LDH dalam cairan pleura
bermanfaat untuk membedakan transudat (ketidakseimbangan hidrostatik
dengan LDH rendah) dari eksudat (berasal dari peradangan dengan banyak sel
dan LDH tinggi).


Posted via Blogaway

Kamis, 24 April 2014

Troponin

Troponin merupakan serat protein tipis berbentuk filamen dari
serat otot yang memegang peranan dalam kontraksi otot
bersama dengan aktin dan tropomiosin. Ada tiga tipe Troponin
yaitu I, T dan C yang terdapat pada segala jenis otot dan terlibat
dalam kontraksi otot. Sedangkan untuk otot jantung terdapat
Troponin I dan T dimana keduanya ini dapat dijadikan sebagai
penanda apabila terjadinya kerusakan otot jantung yang
selanjutnya dikenal dengan cTnI dan cTnT. Jika terjadi
kerusakan otot jantung, troponin banyak dilepaskan ke dalam
darah dan dapat diukur pada sirkulasi perifer sehingga
troponin ini dapat digunakan sebagai marker. Troponin I
merupakan isoform jantung yang mana sangat memungkinkan
deteksi spesifik kerusakan myocardial. Isoform diproduksi cepat
setelah terjadi acute myocardial infarction (AMI) dan dapat
terdeteksi dalam darah antara 4 – 8 jam setelah timbul nyeri
dada, dengan puncak antara 14 – 36 jam, konsentrasi dalam
darah akan tetap tinggi selama 3 – 7 hari. Troponin I adalah
biomarker pilihan untuk deteksi myocardial necrosis dan
indikasi adanya serangan jantung yang lebih spesifik dan
sensitive dibanding pemeriksaan klasik enzym jantung. Pada
tahun 2000 Asosiasi Kardiolog Eropa dan Kolese Jantung
Amerika Serikat mengumumkan adanya peran penting dari
suatu biomarker yang merupakan pedoman utama dalam
diagnosis Miokard Infark Akut. Pada saat itu dinyatakan
troponin I dan T diunggulkan sebagai analit jantung dibanding
CKMB. Troponin merupakan biomarker pilihan untuk deteksi
adanya perlukaan jantung. Bukti – bukti ilmiah sekarang
mengatakan dengan tehnik yang spesifik dan sensitif maka
peningkatan kadar troponin sangat spesifik untuk adanya
perlukaan jantung, sehingga pengobatan yang lebih awal dan
lebih tepat dapat dilakukan.

Uji troponin digunakan untuk membantu mendiagnosis
serangan jantung, untuk mendeteksi dan mengevaluasi cedera
miokardium, dan untuk membedakan nyeri dada karena
serangan jantung atau mungkin karena penyebab lainnya


Posted via Blogaway

Rabu, 23 April 2014

CKMB (Creatin Kinase M-B)

CKMB (Creatin Kinase M-B)
Jenis enzim yang terdapat banyak pada jaringan terutama otot miocardium
dan otak. Terdapat 3 jenis isoenzim kreatin kinase dan diberi label M
(muskulus) dan B (brain) yaitu :
Isoenzim BB : Banyak terdapat di otak
Isoenzim MM: Banyak terdapat pada otot skeletal
Isoenzim MB : Banyak terdapat pada miokardium bersama MM
Pada otot jantung terdapat 60% MM dan 40% MB. Peningkatan kadar enzim
dalam serum menjadi indikator terpercaya adanya kerusakan jaringan pada
jantung.
Sensitivitas CK-MB sangat baik (hampir 100%) dengan spesifisitas agak
rendah. Peningkatan CK-MB isoenzim dapat menandakan terjadinya kerusakan
otot jantung. CK-MB juga dapat meninggi pada kasus-kasus bukan MCI atau
non-coronary obstructive myocardial necrosis, seperti peradangan, trauma,
degenerasi.
Untuk meningkatkan ketelitian penentuan diagnosis MCI dapat digunakan rasio
antara CK-MB dengan CK total. Apabila kadar CK-MB dalm serum melebihi 6 –
10 % dari CK total, dan tes-tes tersebut diperiksa selama 36 jam pertama
setelah onset penyakit, maka diagnosis MCI dapat dianggap hampir pasti.


Posted via Blogaway

Selasa, 22 April 2014

Kreatin kinase (CK)


Kreatin kinase (CK) atau juga dikenal dengan nama kreatin fosfokinase (CPK)
merupakan enzim yang ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada otot jantung
dan otot rangka, dan dalam konsentrasi rendah pada jaringan otak.

CK adalah suatu molekul dimerik yang terdiri dari sepasang monomer berbeda
yang disebut M (berkaitan dengan otot), dan B (berkaitan dengan otak),
sehingga terdapat tiga isoenzim yang dapat terbentuk : CK1 (BB), CK2 (MB),
dan CK3 (MM). Isoenaim-isoenzim tersebut dibedakan dengan proses
elektroforesis, kromatografi pertukaran ion, dan presipitasi imunokimia.
Distribusi isoenzim CK relatif spesifik jaringan. Sumber jaringan utama CK
adalah otak dan otot polos (BB), otot jantung (MB dan MM), dan otot rangka
(MM; otot rangka normal juga memiliki sejumlah kecul MB, kurang dari 1%).

Pemakaian utama CK untuk kepentingan klinis adalah untuk mendeteksi infark
miokardium akut (MCI). Distribusi CK dalam miokardium adalah sekitar 80%
MM dan 20 % MB, sedangkan isoenzim di otot rangka hampir seluruhnya adalah
MM. Dengan demikian kemunculan mendadak CK-MB dalam serum
mengisyaratkan asal dari miokardium, terutama pada situasi klinis yang
pasiennya mengalami nyeri dada dan perubahan elektrokardiogram.

CK dan CK-MB serum meningkat dalam 4 – 6 jam setelah MCI akut, mencapai puncaknya dalam 18 – 24 jam (> 6 kali kadar normalnya) dan kembali normal dalam 3 – 4 hari, kecuali jika terjadi perluasan infark atau reinfark.


Posted via Blogaway

Minggu, 20 April 2014

Adiponektin

Adiponektin merupakan suatu protein yang berasal dari jaringan adiposa
(jaringan penyimpan lemak) dan memiliki fungsi yang penting dalam menjaga
keseimbangan gula dan lemak dalam tubuh. Adiponektin berperan sangat baik
di dalam tubuh untuk mencegah berbagai gangguan kesehatan seperti diabetes,
gangguan metabolisme lemak, tekanan darah tinggi dan penyakit jantung
koroner.
Pada saat ini obesitas sudah menjadi epidemik baik pada Adiponektin dikenal
juga sebagai Adipocyte Complement Related Protein sebesar 30 K Da (ARCP 30,
Adipo Q, apMI & GBP28). Berperan penting pada proses metabolisme termasuk
regulasi glukosa, katabolisme asam lemak. Selain itu juga mempunyai efek anti
inflamasi pada dinding sel pembuluh darah. Produksi & sekresinya dirangsang
oleh Insuline Like Growth Factor-1 (IGF-1) dan akurasi Peroxisome Proliferata
Activated Receptor Gamma (PPAR-g). Konsentrasinya diturunkan oleh tumor
Necrosis Factor a (TNF-a), glukokortikoid, agonis adrenergic b & CAMP. Dalam
aliran darah kadar adiponektin lebih besar dibandingkan adipokin lainnya yaitu
0,01 % dari kadar protein total (5-10mg/ml). Jadi peran adiponektin dikenal
sebagai penekan kekacauan metabolisme yang menyebabkan T2DM, Obesitas,
atherosclerosis & perlemakan hati yang non alkoholik.
Pada saat ini obesitas sudah menjadi epidemik baik pada Pengukuran kadar
adiponektin dapat dipakai sebagai parameter untuk memprediksi adanya faktor
risiko T2DM, PKV, dan sebagai indikator yang potensial keadaan-keadaan yang
mendasari penyakit akibat komplikasi sindrom metabolik.

Manfaat Pemeriksaan Indikator yang baik untuk memperkirakan terjadinya komplikasi dari sindrom metabolik. Penurunan adiponektin dalam darah (hipoadiponektinemia) berkaitan dengan peningkatan Indeks Massa Tubuh (peningkatan kejadian obesitas), penurunan sensitivitas insulin (peningkatan kejadian diabetes), profil lemak yang tidak diinginkan dan peningkatan risiko penyakit jantung.


Posted via Blogaway

Lipoprotein (a) atau Lp(a)

Lipoprotein (a) atau Lp(a) [baca: Lp little a], adalah subtipe dari kolesterol
LDL. Kadarnya ditentukan oleh gen dan umumnya tidak terpengaruh oleh
gaya hidup. Level Lp(a) yang tinggi merupakan tanda risiko penyakit
jantung, walaupun tidak jelas berapa besar risiko yang timbul. Lp(a)
mungkin akan diperiksa oleh dokter apabila anda masih terkena PJK
walaupun level kolesterol standar lainnya normal atau bila anda punya
riwayat keluarga yang berpenyakit jantung pada usia muda atau meninggal
mendadak saat muda. Lp(a) juga harus diperiksa apabila LDL anda tidak
berespon baik terhadap pengobatan.


Posted via Blogaway

Sabtu, 19 April 2014

Small dense LDL merupakan partikel LDL

Small dense LDL merupakan partikel LDL yang berukuran kecil yaitu < 25,5 nm
dan padat sehingga bersifat lebih aterogenik, karena lebih mudah masuk ke
lapisan dalam pembuluh darah dan akan bertahan lama di dalam sirkulasi darah
sebab sukar dikenali oleh reseptor LDL. Small dense LDL yang terperangkap
tersebut mudah teroksidasi oleh radikal bebas dan akan membentuk LDL
teroksidasi yang merupakan cikal bakal terjadinya aterosklerosis. Keberadaan
small dense LDL ini berkaitan dengan peningkatan konsentrasi trigliserida dan
Apo B, serta penurunan konsentrasi HDL,dapat diketahui dengan pengukuran
rasio kolesterol LDL direk / Apo B < 1,2.
Small Dense LDL adalah LDL yang berukuran kecil dan padat. Small Dense LDL
3 kali lebih berbahaya daripada LDL biasa karena mudah terperangkap dan
masuk ke dalam lapisan dinding pembuluh darah karena ukurannya yang lebih
kecil.
Manfaat Pemeriksaan Memprediksi faktor risiko penyakit jantung koroner dan stroke.


Posted via Blogaway

Jumat, 18 April 2014

Peran Apo B


Apo B merupakan protein utama dalam partikel lipoprotein yang potensial mengabatkan PJK,terutama pertikel LDL. Karena tiap partikel LDL mengandung 1 molekul Apo B, maka onsentras Apo B tidak hanya mencerminkan risiko yang terkait dengan PJK, tetapi juga mencerminkan jumlah partikel LDl didalam tubuh. Penentuan konsentrasi Apo B merupakan komponen penting untuk menentukan risiko PJk. Peningkatan Apo B berkaitan dengan peningkatan jumlah partikel lipoprotein yang potensial mengaibatkan aterosklerosis dan peningkatan risiko PJK.
Penentuan Apo B bermanfaat dalam menentukan risiko adanya small dense LDL (bentuk LDL yang lebih kecil dan lebih padat). Jadi LDL memang berbahaya karena dapat menyusup kelapisan pembuluh darah,tetapi small dense LDL lebih berbahaya karena :
1. Lebih mudah masuk kedalam pembuluh darah karena ukurannya yang kecil
2. Mudah teroksidas dan memicu aterosklerosis


Posted via Blogaway

Kamis, 17 April 2014

Apa itu Trigliserida

Trigliserida merupakan asam lemak yang dibentuk dari esterifikasi tiga molekul
asam lemak menjadi satu molekul gliserol. Jaringan adiposa memiliki simpanan
trigliserid yang berfungsi sebagai ‘gudang’ lemak yang segera dapat digunakan.
Dengan masuk dan keluar dari molekul trigliserida di jaringan adiposa, asam-
asam lemak merupakan bahan untuk konversi menjadi glukosa
(glukoneogenesis) serta untuk pembakaran langsung untuk menghasilkan
energi.
Trigliserida dan kolesterol adalah jenis lipida yang berbeda yang bersirkulasi di dalam darah anda. Trigliserida menyimpan kalori yang tidak terpakai dan memberikan energi pada tubuh, dan kolesterol digunakan untuk membangun sel-sel tubuh dan hormon-hormon tertentu. Karena trigliserida dan kolesterol tidak bisa larut dalam darah, keduanya bersirkulasi ke seluruh tubuh dengan bantuan protein pengangkut lipida (lipoprotein). kadar trigliserida tinggi dapat berkontribusi terhadap pengerasan dan penebalan dinding pembuluh darah arteri (atherosclerosis) sehingga meningkatkan resiko penyakit jantung dan stroke.
Kadar trigliserida tinggi juga seringkali merupakan tanda-tanda obesitas atau sindrom metabolisma dimana kondisi-kondisi tersebut juga meningkatkan resiko penyakit jantung dan stroke. Kadang-kadang kadar trigliserida tinggi merupakan tanda kurangnya perawatan diabetes tipe2, rendahnya kadar hormon tiroid (hypothyroidism) penyakit hati, dan penyakit ginjal.


Posted via Blogaway

Rabu, 16 April 2014

Kolesterol HDL atau High-Density Lipoprotein

Kolesterol HDL atau High-Density Lipoprotein merupakan lipoprotein yang
berasal dari hati, memiliki densitas tinggi dan tidak mudah menggumpal.
Disebut juga sebagai kolesterol `baik` karena membantu "membersihkan"
tumpukan kolesterol dari pembuluh darah dan mengangkutnya ke dalam hati
(proses Reserve Cholesterol Transport).
Manfaat Pemeriksaan Memprediksi terjadinya aterosklerosis dan risiko penyakit jantung koroner. HDL dibentuk oleh sel hati dan usus, bertugas menyedot timbunan kolesterol di
jaringan tersebut, lalu mengangkutnya ke hati dan selanjutnya membuangnya ke
dalam empedu. Karena itu maka HDL disebut sebagai “kolesterol baik”. Bila
HDL rendah, maka kolesterol akan dideposit pada jaringan arteri.


Posted via Blogaway

Selasa, 15 April 2014

Kolesterol LDL atau Low Density Lipoprotein

Kolesterol LDL atau Low Density Lipoprotein merupakan lipoprotein yang berasal
dari penyerapan makanan di usus, memiliki densitas rendah, mudah
menggumpal dan lengket pada dinding pembuluh darah. Disebut juga sebagai
kolesterol `jahat` karena dapat membentuk plak aterosklerosis yang
mempersempit pembuluh darah.
Manfaat Pemeriksaan Mendeteksi gangguan metabolisme lemak, menentukan faktor risiko penyakit jantung koroner, dan memantau terapi penurun lipid.
Saat LDL (kolesterol jahat) yang terlalu banyak di dalam darahd dapat
membentuk dinding pada bagian dalam pembuluh nadi secara perlahan.
Bersama dengan senyawa lain, LDL dapat membentuk plak, lapisan tebal yang
dapat mempersempit arteri dan membuatnya menjadi kurang fleksibel.
Kondisi tersebut dinamakan aterosklerosis .Pembentukan gumpalan darah
dan penyumbatan arteri dapat memicu terjadinya serangan jantung atau
stroke .LDL berasal dari katabolisme VLDL, bertugas mengangkut kolesterol dalam
plasma darah ke jaringan perifer untuk keperluan pertukaran zat. LDL
mengandung 45% kolesterol. LDL ini mudah sekali menempel pada dinding
pembuluh koroner sehingga menimbulkan kerak kolesterol (plak). Itu sebabnya
LDL sering disebut sebagai “kolesterol jahat”.


Posted via Blogaway

Minggu, 13 April 2014

Kolesterol total

Kolesterol total merupakan pemeriksaan yang menentukan jumlah kolesterol
yang terdapat di dalam semua partikel lipoprotein tubuh (semua jenis kolesterol
dan trigliserida). Pada kondisi penyakit jantung koroner, kolesterol total adalah
suatu alat untuk menentukan risiko, bukan sebagai uji diagnostik.
Manfaat Pemeriksaan
Mendeteksi gangguan metabolisme lemak, dan menentukan faktor risiko
penyakit jantung koroner.
Kolesterol berasal dari makanan dan sintesis endogen di dalam tubuh. Sumber
kolesterol dalam makanan seperti kuning telur, susu, daging, lemak (gajih), dan
sebaginya terutama dalam keadaan ester. Dalam usus, ester tersebut kemudian
dihidrolisis oleh kolesterol esterase yang berasal dari pankreas dan kolesterol
bebas yang terbentuk diserap oleh mukosa usus dengan kilomikron sebagai alat
transport ke sistem limfatik dan akhirnya ke sirkulasi vena. Kira-kira 70%
kolesterol yang diesterifikasi (dikombinasikan dengan asam lemak), serta 30%
dalam bentuk bebas.


Posted via Blogaway

Sabtu, 12 April 2014

Pemeriksaan anti-GAD ( glutamic acid decarboxylase)

Pemeriksaan anti-GAD merupakan deteksi adanya antibodi spesifik terhadap
glutamic acid decarboxylase (GAD). Antibodi ini dapat muncul 10 tahun
sebelum onset diabetes melitus (DM), dan terdeteksi pada sekitar 75% individu
yang terdiagnosa DM tipe 1. Oleh karena itu, individu yang memiliki anti-GAD
memiliki risiko lebih besar untuk mengalami DM tipe 1. Anti-GAD merupakan
penanda kumpulan gangguan autoimun.
Manfaat Pemeriksaan
1) Menilai kecenderungan DM tipe 1;
2) Membedakan DM tipe 1 dan tipe 2;
3) Konfirmasi diagnosis sindrom stiff-man.
GAD adalah enzim yang dibutuhkan untuk memproduksi neurotransmiter g-
aminobutyric acid (GABA). Anti GAD ini bisa teridentifikasi 10 tahun sebelum
onset klinis terjadi.


Posted via Blogaway

Jumat, 11 April 2014

Pemeriksaan C-Peptide

Pemeriksaan C-Peptide merupakan pengukuran kadar C-Peptide dalam darah
dan urin. Kadar C-Peptide dalam darah proporsional terhadap produksi insulin
endogen. Pemeriksaan ini dapat menggambarkan fungsi sel beta residual pada
individu dengan diabetes melitus (DM) yang tergantung insulin.
Manfaat Pemeriksaan
1) Diagnosis hipoglikemia;
2) Membantu dalam klasifikasi DM;
3) Penentuan fungsi sel beta dalam kondisi DM;
4) Evaluasi kelengkapan proses pankreatektomi.

C-peptide. Ini adalah fragmen melekat pada insulin (pro-insulin) saat diproduksi insulin dalam pankreas. Kadar C-peptide biasanya berkorelasi dengan kadar insulin, kecuali bila orang mendapat suntikan insulin. Ketika seorang pasien hypoglycemic (gula darah rendah), tes ini mungkin berguna untuk menentukan apakah kadar insulin yang tinggi karena pancreas berlebihan dalam melepas insulin, atau karena suntikan insulin.


Posted via Blogaway

Insulin dan glukagon

Insulin dan glukagon adalah dua hormon utama yang mengatur
penyimpanan dan mobilitas bahan bakar. insulin adalah hormon anabolik
utama dalam tubuh. insulin mendorong penyimpanan bahan bakar dan
pengunaan bahan bakar untuk pertumbuhan. Insulin mendorong
penyimpanan zat gizi: penyimpanan glukosa sebagai glikogen di hati dan
otot, perubahan glukosa menjadi triasilgliserol di hati dan penyimpanan di
jaringan adipose, serta penyerapan asam amino dan sintesis protein di otot
rangka. Hormon ini juga meningkatkan sintesis albumin dan protein
darah lainya oleh hati. insulin meningkatkan penggunaan glukosa sebagai
bahan bakar dengan merangsang transport glukosa ke dalam otot dan
jaringan adipose. Pada saat yang sama, insulin bekerja menghambat
mobilitas bahan bakar.
Glukagon adalah hormon utama yang memobilisasi bahan bakar dengan
mempertahankan ketersediaan bahan bakar apabila tidak tesedia glukosa
makanan dengan merangsang pelepasan glukosa dari glikogen hati, dengan
merangsang glukoneogenesis dari laktat, gliserol, dan asam amino, dan
bersama-sama dengan penurunan insulin, dengan memobilisasi asam lemak
dari triasilgliserol adipose sebagai sumber bahan bakar alternatif.
Tempat kerjanya terutama di hati dan jaringan adipose; hormon ini tidak
memiliki pengaruh terhadap metabolisme otot rangka. hormon lain,
misalnya epinefrin, dikeluarkan sebagai respon sistem saraf pusat terhadap
hipoglikemia, olahraga, atau stress fisiologis jenis lain. epinefrin dan hormon
stres lain juga meningkatkan ketersediaan bahan bakar . Sedangkan
hormon-hormon yang bekerja melawan insulin .


Posted via Blogaway

Kamis, 10 April 2014

Hemoglobin A1c (HbA1c)


Pengukuran kadar glukosa darah hanya memberikan informasi mengenai
homeostasis glukosa yang sesaat dan tidak dapat digunakan untuk
mengevaluasi pengendalian glukosa jangka panjang (mis. beberapa minggu
sebelumnya). Untuk keperluan ini dilakukan pengukuran hemoglobin
terglikosilasi dalam eritrosit atau juga dinamakan hemoglobin glikosilat atau
hemoglobin A1c (HbA1c).
Apabila hemoglobin bercampur dengan larutan dengan kadar glukosa yang
tinggi, rantai beta molekul hemoglobin mengikat satu gugus glukosa secara
ireversibel, proses ini dinamakan glikosilasi. Glikosilasi terjadi secara spontan
dalam sirkulasi dan tingkat glikosilasi ini meningkat apabila kadar glukosa
dalam darah tinggi. Pada orang normal, sekitar 4-6% hemoglobin mengalami
glikosilasi menjadi hemoglobin glikosilat atau hemoglobin A1c. Pada
hiperglikemia yang berkepanjangan, kadar hemoglobin A1c dapat meningkat
hingga 18-20%. Glikosilasi tidak mengganggu kemampuan hemoglobin
mengangkut oksigen, tetapi kadar hemoglobin A1c yang tinggi mencerminkan
kurangnya pengendalian diabetes selama 3-5 minggu sebelumnya. Setelah
kadar normoglikemik menjadi stabil, kadar hemoglobin A1c kembali ke normal
dalam waktu sekitar 3 minggu.
Karena HbA1c terkandung dalm eritrosit yang hidup sekitar 100-120 hari, maka
HbA1c mencerminkan pengendalian metabolisme glukosa selama 3-4 bulan. Hal
ini lebih menguntungkan secara klinis karena memberikan informasi yang lebih
jelas tentang keadaan penderita dan seberapa efektif terapi diabetik yang
diberikan. Peningkatan kadar HbA1c > 8% mengindikasikan diabetes mellitus
yang tidak terkendali, dan penderita berisiko tinggi mengalami komplikasi
jangka panjang, seperti nefropati, retinopati, neuropati, dan/atau kardiopati.
Eritrosit yang tua, karena berada dalam sirkulasi lebih lama daripada sel-sel
yang masih muda, memiliki kadar HbA1c yang lebih tinggi. Penurunan palsu
kadar HbA1c dapat disebabkan oleh penurunan jumlah eritrosit. Pada penderita
dengan hemolisis episodik atau kronis, darah mengandung lebih banyak eritrosit
muda sehingga kadar HbA1c dapat dijumpai dalam kadar yang sangat rendah.
Glikohemoglobin total merupakan indikator yang lebih baik untuk pengendalian
diabetes pada penderita yang mengalami anemia atau kehilangan darah.
Apakah HbA1c itu ?
HbA1c adalah zat yang terbentuk dari reaksi antara glukosa dengan
hemoglobin (bagian dari sel darah merah yang bertugas mengangkut
oksigen ke seluruh bagian tubuh). HbA1c yang terbentuk akan tersimpan
dan tetap bertahan di dalam sel darah merah selama ± 3 bulan, sesuai
masa hidup sel darah merah. Jumlah HbA1c yang terbentuk, tergantung
kadar glukosa di dalam darah sehingga hasil pemeriksaan HbA1c dapat
menggambarkan rata-rata kadar glukosa darah selama ± 3 bulan.
Mengapa diabetisi perlu periksa HbA1c ?
Diabetisi perlu melakukan pemeriksaan HbA1c untuk mengetahui rata-rata
kadar glukosa darah dalam waktu 1-3 bulan sebelumnya. Dengan demikian,
diabetisi dapat menilai pengendalian diabetesnya dengan tujuan untuk
mencegah komplikasi diabetes. Selain itu, pemeriksaan HbA1c juga dapat
digunakan untuk menilai efektivitas perubahan terapi setelah 2-3 bulan.
Apa tidak cukup periksa glukosa darah saja ?
Pemeriksaan glukosa darah hanya mencerminkan kadar glukosa darah pada
saat diabetisi diperiksa, tetapi tidak menggambarkan pengendalian diabetes
jangka panjang (± 3 bulan). Meski demikian, pemeriksaan glukosa darah
tetap diperlukan dalam pengelolaan diabetes, terutama untuk mengatasi
permasalahan yang mungkin timbul akibat perubahan kadar glukosa darah
secara mendadak.
Jadi, pemeriksaan HbA1c tidak dapat menggantikan maupun digantikan
oleh pemeriksaan glukosa darah, tetapi pemeriksaan ini saling menunjang
untuk memperoleh informasi yang tepat mengenai kualitas pengendalian
diabetes seseorang.
Apa makna hasil pemeriksaan HbA1c ?
- Nilai HbA1c < 6.5 % berarti kendali diabetes baik.
- Nilai HbA1c 6.5 – 8 % berarti kendali diabetes sedang.
- Nilai HbA1c > 8 % berarti kendali diabetes buruk.
Siapa yang perlu periksa HbA1c ?
Semua diabetisi memerlukan pemeriksaan HbA1c secara berkala untuk
mendapatkan pengendalian diabetes yang baik.
Kapan diabetisi perlu periksa HbA1c ?
Sebaiknya diabetisi melakukan pemeriksaan HbA1c pada evaluasi medis
pertama kali semenjak terdiagnosa menderita diabetes, selanjutnya dapat
dilakukan setiap 3 bulan sekali sebagai bagian dari pengelolaan diabetes.


Posted via Blogaway

Rabu, 09 April 2014

Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)

Tes toleransi glukosa oral/TTGO ( oral glucose tolerance test, OGTT ) dilakukan
pada kasus hiperglikemia yang tidak jelas; glukosa sewaktu 140-200 mg/dl,
atau glukosa puasa antara 110-126 mg/dl, atau bila ada glukosuria yang tidak
jelas sebabnya. Uji ini dapat diindikasikan pada penderita yang gemuk dengan
riwayat keluarga diabetes mellitus; pada penderita penyakit vaskular, atau
neurologik, atau infeksi yang tidak jelas sebabnya.
TTGO juga dapat diindikasikan untuk diabetes pada kehamilan (diabetes
gestasional). Banyak di antara ibu-ibu yang sebelum hamil tidak menunjukkan
gejala, tetapi menderita gangguan metabolisme glukosa pada waktu hamil.
Penting untuk menyelidiki dengan teliti metabolisme glukosa pada waktu hamil
yang menunjukkan glukosuria berulangkali, dan juga pada wanita hamil dengan
riwayat keluarga diabetes, riwayat meninggalnya janin pada kehamilan, atau
riwayat melahirkan bayi dengan berat lahir > 4 kg. Skrining diabetes hamil
sebaiknya dilakukan pada umur kehamilan antara 26-32 minggu. Pada mereka
dengan risiko tinggi dianjurkan untuk dilakukan skrining lebih awal.


Posted via Blogaway

Senin, 07 April 2014

Glukosa Darah (Serum/Plasma)


Glukosa terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai
glikogen dalam hati dan otot rangka. Kadar glukosa dipengaruhi oleh 3 macam
hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Hormon-hormon itu adalah :
insulin, glukagon, dan somatostatin.
Insulin dihasilkan oleh sel-sel β, mendominasi gambaran metabolik. Hormon ini
mengatur pemakaian glukosa melalui banyak cara : meningkatkan pemasukan
glukosa dan kalium ke dalam sebagian besar sel; merangsang sintesis glikogen
di hati dan otot; mendorong perubahan glukosa menjadi asam-asam lemak dan
trigliserida; dan meningkatkan sintesis protein, sebagian dari residu
metabolisme glukosa. Secara keseluruhan, efek hormone ini adalah untuk
mendorong penyimpanan energi dan meningkatkan pemakaian glukosa.
Glukagon dihasilkan oleh sel-sel α, meningkatkan sintesis protein dan
menstimulasi glikogenolisis (pengubahan glikogen cadangan menjadi glukosa)
dalam hati; ia membalikkan efek-efek insulin. Somatostatin dihasilkan oleh sel-
sel delta, menghambat sekresi glukagon dan insulin; hormone ini juga
menghambat hormone pertumbuhan dan hormone-hormon hipofisis yang
mendorong sekresi tiroid dan adrenal.
Saat setelah makan atau minum, terjadi peningkatan kadar gula darah yang
merangsang pankreas menghasilkan insulin untuk mencegah kenaikan kadar
gula darah lebih lanjut. Insulin memasukkan gula ke dalam sel sehingga bisa
menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energi. Adanya kelainan
sekresi insulin, kerja insulin, atau kombinasi keduanya, akan berpengaruh
terhadap konsentrasi glukosa dalam darah.
Penurunan kadar glukosa darah (hipoglikemia) terjadi akibat asupan makanan
yang tidak adekuat atau darah terlalu banyak mengandung insulin. Peningkatan
kadar glukosa darah (hiperglikemia) terjadi jika insulin yang beredar tidak
mencukupi atau tidak dapat berfungsi dengan baik; keadaan ini disebut diabetes
mellitus. Apabila kadar glukosa plasma atau serum sewaktu (kapan saja, tanpa
mempertimbangkan makan terakhir) sebesar ≥ 200 mg/dl, kadar glukosa
plasma/serum puasa yang mencapai > 126 mg/dl, dan glukosa plasma/serum 2
jam setelah makan (post prandial) ≥ 200 mg/dl biasanya menjadi indikasi
terjadinya diabetes mellitus.
Kadar glukosa puasa memberikan petunjuk terbaik mengenai homeostasis
glukosa keseluruhan, dan sebagian besar pengukuran rutin harus dilakukan
pada sampel puasa. Keadaan-keadaan yang dapat mempengaruhi kadar
glukosa (mis. diabetes mellitus, kegemukan, akromegali, penyakit hati yang
parah, dsb.) mencerminkan kelainan pada berbagai mekanisme pengendalian
glukosa.
Uji gula darah post prandial biasanya dilakukan untuk menguji respons
penderita terhadap asupan tinggi karbohidrat 2 jam setelah makan (sarapan
pagi atau makan siang).
Untuk kasus-kasus hiperglikemia atau bahkan hipoglikemia yang tak jelas,
biasanya dilakukan tes toleransi glukosa oral (TTGO) . TTG oral dipengaruhi
oleh banyak variable fisiologik dan menjadi subjek dari bahan interpretasi
diagnostik yang berbeda-beda. Uji toleransi glukosa intravena jarang
diindikasikan untuk tujuan diagnosis.


Posted via Blogaway

Jumat, 04 April 2014

Pemeriksaan albumin

merupakan pengukuran kadar albumin dalam darah.
Albumin merupakan jenis protein yang paling banyak di dalam tubuh dan
memiliki fungsi penting bagi tubuh. Albumin diproduksi oleh hati, dan memiliki
waktu paruh 20 hari.
Manfaat Pemeriksaan Deteksi dan evaluasi beberapa kondisi seperti gangguan fungsi hati dan ginjal, serta malnutrisi.
Protein-protein kebanyakan disintesis di hati. Hepatosit-hepatosit mensintesis
fibrinogen, albumin, dan 60 – 80 % dari bermacam-macam protein yang
memiliki ciri globulin. Globulin-globulin yang tersisa adalah imunoglobulin
(antibodi) yang dibuat oleh sistem limforetikuler.
Albumin dapat meningkatkan tekanan osmotik yang penting untuk
mempertahankan cairan vaskular. Penurunan albumin serum dapat
menyebabkan cairan berpindah dari dalam pembuluh darah menuju jaringan
sehingga terjadi edema.
Rasio A/g merupakan perhitungan terhadap distribusi fraksi dua protein yang
penting, yaitu albumin dan globulin. Nilai rujukan A/G adalah > 1.0. Nilai rasio
yang tinggi dinyatakan tidak signifikan, sedangkan rasio yang rendah ditemukan
pada penyakit hati dan ginjal. Perhitungan elektroforesis merupakan perhitungan
yang lebih akurat dan sudah menggantikan cara perhitungan rasio A/G.
Penurunan Kadar albumin terjadi pada penderita sirosis hati, gagal ginjal akut,
luka bakar yang parah, malnutrisi berat, preeklampsia, gangguan ginjal,
malignansi tertentu, kolitis ulseratif, enteropati kehilangan protein, malabsorbsi.
Pengaruh obat : penisilin, sulfonamid, aspirin, asam askorbat


Posted via Blogaway

Rabu, 02 April 2014

Protein Total Serum

Protein adalah suatu makromolekul yang tersusun atas molekul-
molekul asam amino yang berhubungan satu dengan yang lain
melalui suatu ikatan yang dinamakan ikatan peptida. Sejumlah besar
asam amino dapat membentuk suatu senyawa protein yang memiliki
banyak ikatan peptida, karena itu dinamakan polipeptida. Secara
umum protein berfungsi dalam sistem komplemen, sumber nutrisi,
bagian sistem buffer plasma, dan mempertahankan keseimbangan
cairan intra dan ekstraseluler. Berbagai protein plasma terdapat
sebagai antibodi, hormon, enzim, faktor koagulasi, dan transport
substansi khusus.
Pemeriksaan protein total merupakan pengukuran total jumlah
protein dalam darah. Protein dalam darah terdiri dari albumin dan
globulin.
Protein adalah senyawa organik kompleks yang berperan penting
dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Protein diperlukan dalam
1. pembetukan dan perbaikan sel dan jaringan
2. sintesis hormon
3. pembentukan enzim
4. pembentukan antibodi (kekebalan tubuh)
5. transport substansi khusus
6. sistem koagulasi (pembekuan) darah
7. pengaturan keseimbangan kadar asam basa dalam sel.

Protein kebanyakan disintesis di hati, yaitu
1. albumin
2. globulin
3. faktor-faktor pembekuan darah.
4. mengukur jumlah dan jenis protein dalam darah.


Posted via Blogaway

Selasa, 01 April 2014

Bilirubin tak terkonjugasi/ indirek

Bilirubin tak terkonjugasi (hematobilirubin) merupakan bilirubin bebas
yang terikat albumin, bilirubin yang sukar larut dalam air sehingga untuk
memudahkan bereaksi dalam pemeriksaan harus lebih dulu dicampur dengan
alkohol, kafein atau pelarut lain sebelum dapat bereaksi, karena itu dinamakan
bilirubin indirek. Peningkatan kadar bilirubin indirek mempunyai arti dalam
diagnosis penyakit bilirubinemia karena payah jantung akibat gangguan dari
delivery bilirubin ke dalam peredaran darah. Pada keadaan ini disertai dengan
tanda-tanda payah jantung, setelah payah jantung diatasi maka kadar bilirubin
akan normal kembali dan harus dibedakan dengan chardiac chirrhosis yang
tidak selalu disertai bilirubinemia.

Peningkatan yang lain terjadi pada bilirubinemia akibat hemolisis atau
eritropoesis yang tidak sempurna, biasanya ditandai dari anemi hemolitik yaitu
gambaran apusan darah tepi yang abnormal,umur eritrosit yang pendek.


Posted via Blogaway