Kanker servik jadi pembunuh wanita

Tahukah Anda, bahwa dalan setiap jam wanita di Indonesia meninggal akibat kanker serviks atau lebih dikenal dengan kanker mulut rahim. Bahkan dalam setiap menit wanita di seluruh dunia meninggal karna kanker yang mematikan ini.

Beda Hormon LH dan FSH

FSH dan LH yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis anterior, sebuah kelenjar kecil yang hadir di bagian bawah otak. FSH pada dasarnya menyebabkan pematangan sel telur di dalam folikel dalam tubuh wanita.

Manfaat Bawang Putih

Khasiat atau manfaat bawang putih ternyata tidak hanya untuk menyedapkan atau sebagai bumbu masakan saja, namun ternyata banyak hal lain yg dapat di manfaatkan dari bawang puth tersebut terutamanya untuk dunia kesehatan.

Toko Kayumanis

Selamat datang di Toko Kayumanis version Online Shop Kami menjual T-shirt, kaos oblong dan jaket T-shirt, kaos oblong dan jaket yang kami jual menggunakan bahan yang berkualitas tinggi, kelebihan dari T-shirt, kaos oblong dan jaket di Toko kami dapat anda tentukan sendiri desainnya, pola ataupun grafisnya sesusai keinginan anda sehingga dapat dipastikan tidak ada T-shirt, kaos oblong dan jaket dari Toko kami yang mempunyai motif yang sama.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 31 Mei 2014

Pemeriksaan protein elektroforesis


Pemeriksaan protein elektroforesis merupakan pengukuran protein dalam darah
dengan menggunakan metode elektroforesis, yaitu memisahkan protein
berdasarkan sifat fisik protein itu sendiri (albumin, alpha1-globulin, alpha2-
globulin, beta-globulin, dan gamma-globulin).
Manfaat Pemeriksaan
Skrining, diagnosis dan evaluasi beberapa penyakit atau kondisi seperti
hepatitis (autoimun), sirosis, inflamasi kronik, abnormalitas alpha1-antitrypsin.


Posted via Blogaway

Jumat, 30 Mei 2014

hsCRP (High Sensitivity C-Reactive Protein)


Penyakit Jantung Koroner (PJK) PJK merupakan suatu kondisi dimana
jantung tidak dapat bekerja dengan semestinya karena otot jantung
mengalami kerusakan akibat kekurangan oksigen. Penyebab utamanya
karena pembuluh darah yang menyempit/mengeras atau yang disebut
Aterosklerosis .

Proses aterosklerosis ini berlangsung lama dan dapat berjalan tanpa kita
rasakan. Banyak faktor yang berperan pada proses ini, namun yang paling
sering adalah kenaikan konsentrasi Kolesterol Total, Kolesterol LDL (Low
Density Lipoprotein), Trigliserida, dan penurunan Kolesterol HDL (High
Density Lipoprotein) yang disebut Dislipidemia.
Akan tetapi saat ini telah terbukti bahwa penyakit jantung dapat dimulai
dengan adanya proses peradangan (inflamasi) yang berlangsung lama
(kronis), dan proses inflamasi kronis ini dapat dilihat dari konsentrasi CRP
(C-Reactive Protein) dalam tubuh. Inflamasi kronis tidak mengakibatkan
peningkatan konsentrasi CRP yang sangat tinggi, melainkan berada dalam
rentang konsentrasi yang rendah (< 10 mg/L). Konsentrasi CRP dalam
rentang 1-10 mg/L ini dapat menunjukkan risiko terjasinya PJK.

Apakah CRP dan hsCRP itu ? CRP (C-Reactive Protein) adalah suatu jenis
protein yang dihasilkan oleh hati ketika terjadi cedera akut, peradangan atau
infeksi. hsCRP (High Sensitivity C-Reactive Protein) merupakan
pemeriksaan untuk mengukur konsentrasi CRP yang sangat sedikit sehingga
bersifat lebih sensitif. Pemeriksaan CRP yang sangat sensitif ini diperlukan
untuk memperkirakan risiko PJK.

Pemeriksaan hsCRP dapat dilakukan di Laboratorium Klinik
Dengan menggunakan sampel darah. Nilai rujukan hsCRP untuk
menilai risiko terjadinya PJK adalah < 10 mg/L. Apabila nilai hsCRP > 10
mg/L maka nilai tersebut lebih menunjukkan terjadinya peradangan yang
bersifat akut dan tidak menggambarkan risiko terjadinya PJK.
Berikut ini nilai rujukan hsCRP yaitu :
-. Jika konsentrasi hsCRP < 1,0 mg/L, maka risiko terkena PJK rendah
-. Jika konsentrasi hsCRP 1,0- 3,0 mg/L, maka risiko terkena PJK rata-rata (moderate)
-. Jika konsentrasi hsCRP > 3,0 mg/L (tetapi < 10 mg/L), maka risiko terkena PJK tinggi
Beberapa kondisi tertentu dapat mengakibatkan peningkatan CRP yang
bersifat kronis (berlangsung lama dan perlahan-lahan) sehingga
meningkatkan risiko terjadinya PJK tanpa kita sadari. Beberapa kondisi ini
antara lain adalah kegemukan (obesitas) dan gangguan pada gula darah.
Obesitas dan Gangguan Gula Darah Obesitas dapat terjadi karena
banyaknya asupan kalori ke dalam tubuh yang tidak disertai olahraga/
aktivitas fisik yang cukup, atau karena faktor keturunan. Seseorang yang
kegemukan tidak selalu mengalami dislipidemia, namun ia tetap saja
berisiko terkena PJK karena sel-sel lemaknya mengeluarkan faktor-faktor
yang memicu timbulnya peradangan tingkat rendah sehingga konsentrasi
CRP-nya meningkat.
Selain itu, diabetes juga berhubungan dengan meningkatnya konsentrasi
CRP. Hal ini sangat mungkin terjadi karena diabetes juga terbukti
meningkatkan risiko terjadinya PJK.


Posted via Blogaway

Rabu, 28 Mei 2014

Pemeriksaan IgG

Pemeriksaan IgG adalah pengukuran kuantisasi imunoglobulin G dalam darah.
IgG merupakan imunoglobulin tipe utama yang konsentrasinya tertinggi di
dalam darah. Peningkatan konsentrasi IgG dalam darah dapat terlihat ketika
terjadi inflamasi kronik dan penyakit autoimun.
Manfaat Pemeriksaan : Mengevaluasi imunitas humoral, diagnosis dan pemantauan terapi IgG myeloma; mengevaluasi pasien (termasuk anak-anak dan pasien limfoma) yang
cenderung mengalami infeksi; deteksi, evaluasi dan follow up pasien dengan
berbagai kondisi imunodefisiensi dan sindrom hiperIgM (di mana konsentrasi
IgG menurun).


Posted via Blogaway

Selasa, 27 Mei 2014

Imunoglobulin A ( IgA )

Imunoglobulin A ( IgA ) merupakan sekretori utama yang berperan penting dalam
imunitas mukosal, dan tidak memfiksasi komplemen serta tidak melewati
plasenta.
Manfaat Pemeriksaan : Mengevaluasi imunitas humoral, mendiagnosa dan memantau terapi pada IgA myeloma, mengevaluasi anafilaksis yang terkait dengan transfusi darah dan
komponen darah.


Posted via Blogaway

Senin, 26 Mei 2014

Jenis Imunoglobulin

Imunoglobulin A ( IgA ) merupakan sekretori utama yang berperan penting dalam
imunitas mukosal, dan tidak memfiksasi komplemen serta tidak melewati
plasenta.
Manfaat Pemeriksaan : Mengevaluasi imunitas humoral, mendiagnosa dan memantau terapi pada IgA myeloma, mengevaluasi anafilaksis yang terkait dengan transfusi darah dan
komponen darah.

Pemeriksaan IgG adalah pengukuran kuantisasi imunoglobulin G dalam darah.
IgG merupakan imunoglobulin tipe utama yang konsentrasinya tertinggi di
dalam darah. Peningkatan konsentrasi IgG dalam darah dapat terlihat ketika
terjadi inflamasi kronik dan penyakit autoimun.
Manfaat Pemeriksaan : Mengevaluasi imunitas humoral, diagnosis dan pemantauan terapi IgG myeloma; mengevaluasi pasien (termasuk anak-anak dan pasien limfoma) yang
cenderung mengalami infeksi; deteksi, evaluasi dan follow up pasien dengan
berbagai kondisi imunodefisiensi dan sindrom hiperIgM (di mana konsentrasi
IgG menurun).

Pemeriksaan IgM adalah pengukuran kuantisasi imunoglobulin M dalam darah.
Molekul IgM penting sebagai rheumatoid factor, cold agglutinin dan sebagai
isoagglutinin. Konsentrasi IgM dapat meningkat pada sirosis biliari primer
dengan konsentrasi serum alkalin fosfatase yang tinggi dan antibodi
antimikrobial.
Manfaat Pemeriksaan : Mengevaluasi imunitas humoral; diagnosis dan pemantauan terapi
makroglobulinemia dari Waldenstrom dan neoplasma limfoid, serta
limfoplasmasitik; diagnosis diferensial yang meliputi myeloma sel plasma dan
makroglobulinemia esensial; mengevaluasi infeksi in utero atau infeksi akut; dan
defisiensi IgM dikaitkan dengan infeksi gram negatif.


Posted via Blogaway

Minggu, 25 Mei 2014

Ceruloplasmin adalah

Ceruloplasmin merupakan suatu protein fase akut dan copper-binding protein
yang disintesis pada organ hati. Pada kondisi Wilson disease, defisiensi sintesis
ceruloplasmin dapat mengakibatkan deposisi tembaga yang berlebihan pada
organ hati, otak, kornea, ginjal, dan beberapa organ lainnya di dalam tubuh.
Manfaat Pemeriksaan : Konsentrasi ceruloplasmin dalam darah dapat menurun pada 75% pasien Wilson disease, dan juga menurun pada pasien Menkes syndrome; dan konsentrasinya akan meningkat pada kondisi neoplastik dan inflamasi, kehamilan, penggunaan kontrasepsi oral yang mengandung estrogen dan progesteron, dan intoksikasi
tembaga.


Posted via Blogaway

Sabtu, 24 Mei 2014

Alpha1-Acid Glycoprotein


Alpha1-Acid Glycoprotein merupakan reaktan fase akut yang ada di dalam
plasma dalam waktu 12 jam setelah terjadinya luka dan mencapai puncaknya
dalam 3-5 hari. Alpha 1-Acid Glycoprotein berikatan dengan beberapa obat dan
hormon. Peningkatan konsentrasi terjadi pada masa kehamilan, inflamasi dan
beberapa malignansi.
Manfaat Pemeriksaan : Peningkatan konsentrasi Alpha 1-Acid Glycoprotein menunjukkan kondisi inflamasi fase akut dan glukokortikoid, dan menurun pada sindrom nefrotik,
protein-losing enteropathy dan terapi estrogen. Pada pasien yang diduga
mengalami hemolisis, pemeriksaan ini dapat ditambahkan dalam interpretasi
konsentrasi haptoglobin yang rendah.


Posted via Blogaway

Kamis, 22 Mei 2014

Defisiensi Alpha1-Antitrypsin (alpha1-AT)

Defisiensi Alpha1-Antitrypsin (alpha1-AT) merupakan penyebab penyakit hati
genetik yang umum terjadi pada populasi pediatrik. Alpha1-AT merupakan
analisa definitif dari defisiensi alpha1-AT.
Manfaat Pemeriksaan : Mendeteksi Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD), sirosis hepatik, hepatoma, dan kolestasis neonatal. Serum alpha1-AT dapat meningkat pada
masa kehamilan, penyakit pulmonari kronik, angioneurotik edema herediter,
penyakit lambung, penyakit hati, pankreatitis, diabetes, karsinoma, penyakit
ginjal, dan rematik; sementara konsentrasinya akan menurun pada hilangnya
protein atau penanganan sampel yang tidak tepat.


Posted via Blogaway

Rabu, 21 Mei 2014

Pemeriksaan glutathione peroxidase (GPx)

Pemeriksaan glutathione peroxidase (GPx)/Se status dapat memberikan
informasi tentang kapasitas status antioksidan, yaitu GPx yang merupakan
suatu enzim yang dapat memusnahkan hidrogen peroksida (H2O2) yang
dihasilkan oleh superoxide dismutase ( SOD) dengan cara mengubahnya menjadi
air (H2O).
Manfaat Pemeriksaan : Skrining awal sebelum terapi atau pemberian suplemen antioksidan, dan monitoring/menilai hasil terapi atau pemberian suplemen antioksidan.


Posted via Blogaway

Senin, 19 Mei 2014

Pemeriksaan status antioksidan total (SAT)

Pemeriksaan status antioksidan total (SAT) merupakan pemeriksaan darah
untuk menilai sistem antioksdan dalam tubuh atau daya tahan/perlindungan
tubuh terhadap serangan radikal bebas. Pemeriksaan ini dilakukan dengan
mengukur kapasitas dan aktivitas total antioksidan yang terdapat di dalam
tubuh.
Manfaat Pemeriksaan : Skrining awal sebelum terapi atau pemberian suplemen antioksidan, dan monitoring/menilai hasil terapi atau pemberian suplemen antioksidan.
Antioksidan merupakan zat yang mampu memperlambat atau mencegah
proses oksidasi.
Zat ini secara nyata mampu memperlambat atau menghambat oksidasi zat
yang mudah teroksidasi meskipun dalam konsentrasi rendah. Antioksidan
juga sesuai didefinisikan sebagai senyawa- senyawa yang melindungi sel dari
efek berbahaya radikal bebas oksigen reaktif jika berkaitan dengan penyakit,
radikal bebas ini dapat berasal dari metabolisme tubuh maupun faktor
eksternal lainnya. Radikal bebas adalah spesies yang tidak stabil karena
memiliki elektron yang tidak berpasangan dan mencari pasangan elektron
dalam makromolekul biologi. Protein lipida dan DNA dari sel
manusia yang sehat merupakan sumber pasangan elektron yang
baik. Kondisi oksidasi dapat menyebabkan kerusakan protein dan
DNA , kanker , penuaan, dan penyakit lainnya. Komponen kimia yang berperan
sebagai antioksidan adalah senyawa golongan fenolik dan
polifenolik. Senyawa-senyawa golongan tersebut banyak terdapat
dialam, terutama pada tumbuh-tumbuhan, dan memiliki kemampuan untuk
menangkap radikal bebas. Antioksidan yang banyak ditemukan pada bahan
pangan, antara lain vitamin E, vitamin C , dan karotenoid.


Posted via Blogaway

Minggu, 18 Mei 2014

ANALISA GAS DARAH (AGD)

Gas darah arteri memungkinkan untuk pengukuran pH (dan juga keseimbangan asam basa), oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar bikarbonat, saturasi oksigen, dan kelebihan atau kekurangan basa. Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan sebagai pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan menahun.
Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan
penunjang yang dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa
hanya dari penilaian analisa gas darah dan keseimbangan asam basa saja, kita
harus menghubungkan dengan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan data-
data laboratorium lainnya. Pada dasarnya pH atau derajat keasaman darah
tergantung pada konsentrasi ion H+ dan dapat dipertahankan dalam batas
normal melalui 3 faktor, yaitu:

Mekanisme dapar kimia
Terdapat 4 macam dapar kimia dalam tubuh, yaitu:
Sistem dapar bikarbonat-asam karbonat
Sistem dapar fosfat
Sistem dapar protein
Sistem dapar hemoglobin

1. Mekanisme pernafasan
2. Mekanisme ginjal
Mekanismenya terdiri dari:
1. Reabsorpsi ion HCO3-
2. Asidifikasi dari garam-garam dapar
3. Sekresi ammonia

Gangguan asam basa sederhana
Gangguan asam basa primer dan kompensasinya dapat diperlihatkan dengan
memakai persamaan yang dikenal dengan persamaan Henderson Hasselbach.
Persamaan ini menekankan bahwa perbandingan asam dan basa harus 20:1
agar pH dapat dipertahankan dalam batas normal. Persamaan ini juga
menekankan kemampuan ginjal untuk mengubah bikarbonat basa melalui proses
metabolik, dan kemampuan paru untuk mengubah PaCO2 (tekanan parsial
CO2dalam darah arteri) melalui respirasi. Nilai normal pH adalah 7, 35- 7,45.
Perubahan satu atau dua komponen tersebut menyebabkan gangguan asam dan
basa. Penilaian keadaan asam dan basa berdasarkan hasil analisa gas darah
membutuhkan pendekatan yang sistematis. Penurunan keasaman (pH) darah <
7,35 disebut asidosis, sedangkan peningkatan keasaman (pH) > 7,45 disebut
alkalosis. Jika gangguan asam basa terutama disebabkan oleh komponen
respirasi (pCO2) maka disebut asidosis/alkalosis respiratorik, sedangkan bila
gangguannya disebabkan oleh komponen HCO3 maka disebut asidosis/alkalosis
metabolik. Disebut gangguan sederhana bila gangguan tersebut hanya
melibatkan satu komponen saja (respirasi atau metabolik), sedangkan bila
melibatkan keduanya (respirasi dan metabolik) disebut gangguan asam basa
campuran.

Langkah-langkah untuk menilai gas darah:
1. Pertama-tama perhatikan pH (jika menurun klien mengalami asidemia,
dengan dua sebab asidosis metabolik atau asidosis respiratorik; jika
meningkat klien mengalami alkalemia dengan dua sebab alkalosis metabolik
atau alkalosis respiratorik; ingatlah bahwa kompensasi ginjal dan pernafasan
jarang memulihkan pH kembali normal, sehingga jika ditemukan pH yang
normal meskipun ada perubahan dalam PaCO2 dan HCO3 mungkin ada
gangguan campuran)
2. Perhatikan variable pernafasan (PaCO2 ) dan metabolik (HCO3) yang
berhubungan dengan pH untuk mencoba mengetahui apakah gangguan
primer bersifat respiratorik, metabolik atau campuran (PaCO2 normal,
meningkat atau menurun; HCO3 normal, meningkat atau menurun; pada
gangguan asam basa sederhana, PaCO2 dan HCO3 selalu berubah dalam
arah yang sama; penyimpangan dari HCO3 dan PaCO2 dalam arah yang
berlawanan menunjukkan adanya gangguan asam basa campuran).
3. Langkah berikutnya mencakup menentukan apakah kompensasi telah terjadi
(hal ini dilakukan dengan melihat nilai selain gangguan primer, jika nilai
bergerak yang sama dengan nilai primer, kompensasi sedang berjalan).
4. Buat penafsiran tahap akhir (gangguan asam basa sederhana, gangguan
asam basa campuran)

Rentang nilai normal
pH : 7, 35-7, 45 TCO2 : 23-27 mmol/L
PCO2 : 35-45 mmHg BE : 0 ± 2 mEq/L
PO2 : 80-100 mmHg saturasi O2 : 95 % atau lebih
HCO3 : 22-26 mEq/L

Klasifikasi gangguan asam basa primer dan terkompensasi:
1. Normal bila tekanan CO2 40 mmHg dan pH 7,4. Jumlah CO2 yang diproduksi
dapat dikeluarkan melalui ventilasi.
2. Alkalosis respiratorik. Bila tekanan CO2 kurang dari 30 mmHg dan perubahan
pH, seluruhnya tergantung pada penurunan tekanan CO2 di mana mekanisme
kompensasi ginjal belum terlibat, dan perubahan ventilasi baru terjadi.
Bikarbonat dan base excess dalam batas normal karena ginjal belum cukup
waktu untuk melakukan kompensasi. Kesakitan dan kelelahan merupakan
penyebab terbanyak terjadinya alkalosis respiratorik pada anak sakit kritis.
3. Asidosis respiratorik. Peningkatan tekanan CO2 lebih dari normal akibat
hipoventilasi dan dikatakan akut bila peninggian tekanan CO2 disertai
penurunan pH. Misalnya, pada intoksikasi obat, blokade neuromuskuler, atau
gangguan SSP. Dikatakan kronis bila ventilasi yang tidak adekuat disertai
dengan nilai pH dalam batas normal, seperti pada bronkopulmonari displasia,
penyakit neuromuskuler, dan gangguan elektrolit berat.
4. Asidosis metabolik yang tak terkompensasi. Tekanan CO2 dalam batas
normal dan pH di bawah 7,30. Merupakan keadaan kritis yang memerlukan
intervensi dengan perbaikan ventilasi dan koreksi dengan bikarbonat.
5. Asidosis metabolik terkompensasi. Tekanan CO2 < 30 mmHg dan pH
7,30--7,40. Asidosis metabolik telah terkompensasi dengan perbaikan
ventilasi.
6. Alkalosis metabolik tak terkompensasi. Sistem ventilasi gagal melakukan
kompensasi terhadap alkalosis metabolik ditandai dengan tekanan CO2
dalam batas normal dan pH lebih dari 7,50 misalnya pasien stenosis pilorik
dengan muntah lama.
7. Alkalosis metabolik terkompensasi sebagian. Ventilasi yang tidak adekuat
serta pH lebih dari 7,50.
8. Hipoksemia yang tidak terkoreksi. Tekanan oksigen kurang dari 60 mmHg
walau telah diberikan oksigen yang adekuat
9. Hipoksemia terkoreksi. Pemberian O2 dapat mengoreksi hipoksemia yang ada
sehingga normal.
10. Hipoksemia dengan koreksi berlebihan. Jika pemberian oksigen dapat
meningkatkan tekanan oksigen melebihi normal. Keadaan ini berbahaya pada
bayi karena dapat menimbulkan retinopati of prematurity, peningkatan aliran
darah paru, atau keracunan oksigen. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pemeriksaan yang lain seperti konsumsi dan distribusi oksigen.
Tujuan
1. Menilai tingkat keseimbangan asam dan basa
2. Mengetahui kondisi fungsi pernafasan dan kardiovaskuler
3. Menilai kondisi fungsi metabolisme tubuh

Posted via Blogaway


Posted via Blogaway

konsentrasi kalium (K)


Pemeriksaan yang berguna untuk mengetahui konsentrasi kalium (K) di dalam
serum atau plasma darah. Kalium merupakan suatu elektrolit dan mineral yang
berfungsi untuk menjaga keseimbangan air (sejumlah cairan di dalam maupun
di luar sel tubuh) dan elektrolit di dalam tubuh, serta berperan penting dalam
fungsi kerja saraf dan otot. Keabnormalan K dalam serum atau plasma darah
dapat mengindikasikan adanya gangguan kesehatan tubuh. Biasanya
pemeriksaan ini dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan elektrolit darah yang
lain seperti natrium (Na), klorida (Cl), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg).
Manfaat Pemeriksaan : Menilai keseimbangan elekrolit tubuh dan beberapa kondisi seperti hipertensi, penyakit ginjal, aritmia jantung, kelemahan muskular & iritabilitasm, penyakit
saluran cerna, penyakit mental, dan leukimia; mendiagnosis dan memantau
kelebihan mineral kortikoid.


Posted via Blogaway

Kamis, 15 Mei 2014

Pemeriksaan fosfor anorganik

Pemeriksaan fosfor anorganik dalam darah dan urine merupakan penilaian
keseimbangan kalsium atau fosfor dalam tubuh.
Manfaat Pemeriksaan : Mengetahui penyebab terjadinya peningkatan maupun penurunan konsentrasi fosfor anorganik dalam darah.


Posted via Blogaway

Rabu, 14 Mei 2014

Natrium (Na) di dalam urin

Pemeriksaan yang berguna untuk mengetahui jumlah Natrium (Na) di dalam
urin. Natrium merupakan suatu elektrolit dan mineral yang banyak ditemukan
dalam darah dan cairan limfa, berfungsi untuk menjaga keseimbangan air
(sejumlah cairan di dalam maupun di luar sel tubuh) dan elektrolit di dalam
tubuh, mengontrol tekanan darah, serta berperan penting dalam fungsi kerja
saraf dan otot. Keabnormalan Na dalam urin mengindikasikan adanya gangguan
kesehatan.
Manfaat Pemeriksaan : Sebagai follow up deplesi volume, gagal ginjal akut, oliguria akut, dan membedakan diagnosis dari hiponatremia.


Posted via Blogaway

Senin, 12 Mei 2014

kalium (K) di dalam urin

Pemeriksaan yang berguna untuk mengetahui jumlah kalium (K) di dalam urin.
Kalium merupakan suatu elektrolit dan mineral yang berfungsi untuk menjaga
keseimbangan air (sejumlah cairan di dalam maupun di luar sel tubuh) dan
elektrolit di dalam tubuh, serta berperan penting dalam fungsi kerja saraf dan
otot. Keabnormalan K dalam urin dapat mengindikasikan adanya gangguan
kesehatan tubuh.
Manfaat Pemeriksaan : Menilai keseimbangan elektolit tubuh dan asam-basa, serta hipokalemia; dan mendeteksi beberapa kondisi seperti hiperaldosteronisme, asidosis tubular ginjal, alkalosis, penyakit Addison, penyakit ginjal, dan gangguan lainnya.


Posted via Blogaway

Minggu, 11 Mei 2014

Pemeriksaan kalsium urin

Pemeriksaan kalsium urin digunakan untuk mengukur jumlah kalsium (Ca) yang
diekskresikan oleh ginjal. Kalsium merupakan suatu mineral yang paling umun
dan penting bagi tubuh, memiliki beberapa fungsi yaitu membentuk dan
memperbaiki tulang dan gigi, membantu kerja saraf dan pembekuan darah, serta
kerja jantung. Hampir seluruh Ca di dalam tubuh tersimpan di dalam tulang, dan
hanya sebagian yang ditemukan di dalam darah. Bila ada kelebihan Ca di dalam
tubuh, maka akan dikeluarkan melalui urin dan faeces.
Manfaat Pemeriksaann: Memantau metabolisme Ca dalam tubuh, defisiensi vitamin D, primer hiperparatiroidisme, renal osteodistrophy, vitamin D resistance rickets,
hipoparatiroidsme, pseudohipoparatiroidisme, dan gangguan kesehatan lainnya.


Posted via Blogaway

Sabtu, 10 Mei 2014

kalsium (Ca) di dalam darah

Pemeriksaan kalsium digunakan untuk mengukur konsentrasi kalsium (Ca) di
dalam darah, bukan yang tersimpan di dalam tulang. Kalsium merupakan suatu
mineral yang paling umun dan penting bagi tubuh, memiliki beberapa fungsi
yaitu membentuk dan memperbaiki tulang dan gigi, membantu kerja saraf dan
pembekuan darah, serta kerja jantung. Hampir seluruh Ca di dalam tubuh
tersimpan di dalam tulang, dan hanya sebagian yang ditemukan di dalam darah.
Manfaat Pemeriksaan : Mendeteksi beberapa kondisi seperti primary hiperparathyroidsme (HPT), karsinoma dengan atau tanpa metastase tulang, dehidrasi, sarcidosis,
hipervitaminosis, penyakit hati kronis lanjut, bakteremia, defisiensi vitamin D,
pankreatitis akut, asidosis tubular ginjal, osteomalacia, penyakit celiac dan
gangguan malabsorpsi lainnya.


Posted via Blogaway

Jumat, 09 Mei 2014

konsentrasi klorida (Cl) di dalam tubuh

Pemeriksaan yang berguna untuk mengukur konsentrasi klorida (Cl) di dalam
tubuh. Klorida merupakan suatu elektrolit yang memiliki peranan penting dalam
menjaga keseimbangan cairan di dalam dan di luar sel-sel tubuh, serta
mempertahankan volume darah normal, tekanan darah, dan pH cairan tubuh.
Nilai Cl harus diinterpretasikan dengan nilai elektolit dan asam-basa yang lain
seperti natrium (Na), kalium (K), dan bikarbonat (HCO3).
Manfaat Pemeriksaan : Membedakan diagnosis asidemia dan alkalemia, dan mendeteksi beberapa kondisi seperti defisiensi mineral kortikoid, asidosis, diare, renal tubular
asidodis, penyakit Addison, alkalosis metabolik, diabetik ketoasidosis, dan
gangguan kesehatan lain.


Posted via Blogaway

Rabu, 07 Mei 2014

Asam urat ( uric acid )

Asam urat ( uric acid ) adalah produk akhir metabolisme purin (adenine dan
guanine) yang merupakan konstituen asam nukleat. Asam urat terutama
disintesis dalam hati yang dikatalisis oleh enzim xantin oksidase. Asam urat
diangkut ke ginjal oleh darah untuk difiltrasi, direabsorbsi sebagain, dan
dieksresi sebagian sebelum akhirnya diekskresikan melalui urin. Peningkatan
kadar asam urat dalam urin dan serum (hiperuresemia) bergantung kepada
fungsi ginjal, kecepatan metabolisme purin, dan asupan diet makanan yang
mengandung purin.

Asam urat dapat mengkristal dalam saluran kemih pada kondisi urin yang
bersifat asam dan dapat berpotensi menimbulkan kencing batu; oleh sebab itu
fungsi ginjal yang efektif dan kondisi urin yang alkalis diperlukan bila terjadi
hiperuresemia. Masalah yang banyak terjadi berkaitan dengan hiperuresemia
adalah gout. Kadar asam urat sering berubah dari hari ke hari sehingga
pemeriksaan kadar asam urat perlu diulang kembali setelah beberapa hari atau
beberapa minggu.

Asam urat yang terdapat di dalam tubuh manusia biasanya merupakan hal yang
normal jika batas asam uratnya tidak melebihi batas normal. Jika melebihi
batas namun pengeluarannya tidak lancar akan menimbulkan suatu
penumpukan Kristal yang terjadi dan menyebabkan terjadinya penyakit asam
urat. Pemeriksaan penyakit asam urat dilakukan dengan pemeriksaan
laboratorium. Pemeriksaan laboratroum menunjukkan kadar asa, urat dalam
darah yang melebihi 7 mg/dl pada pria dan 6 mg/dl pada wanita jika melebihi
batas tersebut maka orang itu mengalami masalah penyakit asam urat. Selain
pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan gula darah, ureum, dan kreatinin juga
pemeriksaan profil lemak darah bisa memperkuat diagnosis penyakit asam urat
agara lebih tepat ditegakkan.

Pemeriksaan penyakit asam urat dengan pemeriksaan gula darah juga
dilakukan untuk memeriksakan ada tidaknya penyakit diabetes melitus. Ureum
dan kratinin juga diperiksa untuk mengetahui fungsi ginjal normal atau tidak.
Dan pemeriksaan profil lemak darah merupakan penanda dari adanya penyakit
aterskolerosis. Tujuan dari pemeriksaan cairan sendi adalah melihat ada atau
tidaknya Kristal urat atau monosodium urate (MSU) di dalam cairan sendi
tersebut. Cara memeriksanya adalah dilakukan dibawah mikroskop. Kultur
cairan sendi diperlukan untuk membedakan jenis arthritis yang terjadi.
Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan radiologis. Hal ini dilakukan untuk
melihat proses yang ada di dalam sendi dan tulang juga serta untuk melihat
dari proses pengapuran yang terjadi di dalam tofus.

Pemeriksaan serum beta2-microglobulin dapat menggambarkan ukuran dan
kecepatan pertumbuhan tumor, serta fungsi ginjal.
Manfaat Pemeriksaan : Memantau prognosis pasien multiple myeloma.


Posted via Blogaway

Senin, 05 Mei 2014

Apakah Cystatin C itu?

Cystatin C adalah suatu protein spesifik berukuran kecil yang disekresi oleh
semua sel berinti. Cystatin C dikeluarkan hanya melalui urine, difiltrasi
bebas oleh glomerulus ginjal, tidak disekresi oleh tubulus ginjal dan tidak
diserap kembali ke dalam tubuh, sehingga sangat baik untuk menentukan
laju filtrasi glomerulus ginjal. Sekresi Cystatin C selalu konstan dalam
darah, sehingga apabila terjadi peningkatan maka menunjukkan adanya
gangguan filtrasi ginjal maupun fungsi ginjal.
Mengapa Cystatin C lebih unggul dari kreatinin untuk menilai fungsi
ginjal?
Publikasi penelitian klinis penyakit ginjal menyebutkan bahwa Cystatin C
sudah menunjukkan peningkatan pada stadium dini penyakit ginjal kronis,
sedangkan kreatinin baru akan meningkat pada stadium menengah. Berbeda
dengan kreatinin, Cystatin C tidak dipengaruhi oleh usia, massa otot, jenis
kelamin, ras dan diet makanan.
Bagaimana menentukan laju filtrasi glomerulus ginjal dengan Cystatin C?
Banyak penelitian terhadap Cystatin C yang telah menghasilkan rumus
perhitungan untuk menentukan laju filtrasi glomerulus ginjal. Selain itu,
dapat juga menggunakan Normogram dengan menyesuaikan skala nilai
kadar Cystatin C dan laju filtrasi glomerulus ginjal.
Siapa yang perlu melakukan pemeriksaan Cystatin C?
Pemeriksaan Cystatin C tidak terbatas bagi orang yang mempunyai faktor
risiko penyakit ginjal kronis yang telah disebutkan di atas, namun perlu bagi
orang yang hasil pemeriksaan urinenya abnormal dan check-up .
Kapan dilakukan pemeriksaan Cystatin C?
Pemeriksaan Cystatin C dapat dilakukan setiap saat tanpa persiapan
khusus maupun puasa. Pemeriksaan Cystatin C menggunakan spesimen
darah.


Posted via Blogaway

Minggu, 04 Mei 2014

Bersihan Kreatinin (Creatinine Clearance)


Bersihan kreatinin adalah perbandingan tingkat kreatinin dalam urin dengan
tingkat kreatinin dalam darah, kreatinin adalah produk hasil metabolisme
kreatin, keratin adalah protein yang merupakan bagian penting dari otot.
Kadar kreatinin Plasma (mg/mL)
Tes bersihan kreatinin membantu memperkirakan laju filtrasi glomerulus atau
glomerular filtration rate (GFR) yang menunjukan fungsi ginjal. Namun, karena
sejumlah kecil kreatinin dilepaskan oleh saluran penyaringan di ginjal, bersihan
kreatinin tidak persis sama dengan GFR. Bahkan, bersihan kreatinin biasanya
melebihi GFR. Hal ini terutama berlaku pada pasien dengan gagal ginjal kronis.


Posted via Blogaway

Jumat, 02 Mei 2014

Kreatinin Darah


Kreatinin merupakan produk penguraian keratin. Kreatin disintesis di hati dan
terdapat dalam hampir semua otot rangka yang berikatan dengan dalam bentuk
kreatin fosfat ( creatin phosphate, CP ), suatu senyawa penyimpan energi. Dalam
sintesis ATP ( adenosine triphosphate) dari ADP ( adenosine diphosphate ),
kreatin fosfat diubah menjadi kreatin dengan katalisasi enzim kreatin kinase
( creatin kinase, CK). Seiring dengan pemakaian energi, sejumlah kecil diubah
secara ireversibel menjadi kreatinin, yang selanjutnya difiltrasi oleh glomerulus
dan diekskresikan dalam urin.
Jumlah kreatinin yang dikeluarkan seseorang setiap hari lebih bergantung pada
massa otot total daripada aktivitas otot atau tingkat metabolisme protein,
walaupun keduanya juga menimbulkan efek. Pembentukan kreatinin harian
umumnya tetap, kecuali jika terjadi cedera fisik yang berat atau penyakit
degeneratif yang menyebabkan kerusakan masif pada otot.

Posted via Blogaway


Posted via Blogaway

Kamis, 01 Mei 2014

Ureum Darah


Hampir seluruh ureum dibentuk di dalam hati, dari metabolisme protein (asam
amino). Urea berdifusi bebas masuk ke dalam cairan intra sel dan ekstrasel. Zat
ini dipekatkan dalam urin untuk diekskresikan. Pada keseimbangan nitrogen
yang stabil, sekitar 25 gram urea diekskresikan setiap hari. Kadar dalam darah
mencerminkan keseimbangan antara produksi dan ekskresi urea.

Ureum berasal dari penguraian protein, terutama yang berasal dari makanan.
Pada orang sehat yang makanannya banyak mengandung protein, ureum
biasanya berada di atas rentang normal. Kadar rendah biasanya tidak dianggap
abnormal karena mencerminkan rendahnya protein dalam makanan atau
ekspansi volume plasma. Namun, bila kadarnya sangat rendah bisa
mengindikasikan penyakit hati berat. Kadar urea bertambah dengan
bertambahnya usia, juga walaupun tanpa penyakit ginjal.

Posted via Blogaway


Posted via Blogaway