Sabtu, 05 Juli 2014

Antikoagulan EDTA ( ethylenediaminetetraacetic acid )

EDTA ( ethylenediaminetetraacetic acid, [CH2N(CH2CO2H)2]2 )
Umumnya tersedia dalam bentuk garam sodium (natrium) atau potassium
(kalium), mencegah koagulasi dengan cara mengikat atau mengkhelasi kalsium.
EDTA memiliki keunggulan disbanding dengan antikoagulan yang lain, yaitu
tidak mempengaruhi sel-sel darah, sehingga ideal untuk pengujian hematologi,
seperti pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, KED, hitung lekosit, hitung
trombosit, retikulosit, apusan darah, dsb.
K2EDTA biasanya digunakan dengan konsentrasi 1 - 1,5 mg/ml darah.
Penggunaannya harus tepat. Bila jumlah EDTA kurang, darah dapat mengalami
koagulasi. Sebaliknya, bila EDTA kelebihan, eritrosit mengalami krenasi,
trombosit membesar dan mengalami disintegrasi. Setelah darah dimasukkan ke
dalam tabung, segera lakukan pencampuran/homogenisasi dengan cara
membolak-balikkan tabung dengan lembut sebanyak 6 kali untuk menghindari
penggumpalan trombosit dan pembentukan bekuan darah.
Ada tiga macam EDTA, yaitu dinatrium EDTA (Na2EDTA), dipotassium EDTA
(K2EDTA) dan tripotassium EDTA (K3EDTA). Na2EDTA dan K2EDTA biasanya
digunakan dalam bentuk kering, sedangkan K3EDTA biasanya digunakan dalam
bentuk cair. Dari ketiga jenis EDTA tersebut, K2EDTA adalah yang paling baik
dan dianjurkan oleh ICSH (I nternational Council for Standardization in
Hematology) dan CLSI ( Clinical and Laboratory Standards Institute ).
Tabung EDTA tersedia dalam bentuk tabung hampa udara ( vacutainer tube )
dengan tutup lavender (purple)

Posted via Blogaway


Posted via Blogaway

0 komentar:

Posting Komentar