Rabu, 16 Juli 2014

Antibodi Leptospira

Antibodi Leptospira merupakan pemeriksaan untuk mengidentifikasi adanya antibodi serum terhadap kuman patogen leptospira, yaitu penyebab leptospirosis. Leptospirosis menunjukkan gejala yang mirip dengan beberapa penyakit infeksi lain seperti influensa, meningitis, hepatitis, demam dengue, dan demam berdarah dengue.

Manifestasi Klinis:
Manifestasi klinis Leptospirosis bervariasi, mulai dari sakit dengan gejala demam ringan (Leptospirosis ringan) hingga ke bentuk iktero-hemoragik pada Leptospirosis Berat (seluruh tubuh berwarna kuning seperti sakit Hepatitis, dan timbul manifestasi perdarahan misalnya: mimisan, batuk darah, muntah darah, berak darah, perdarahan di otak).

Leptospirosis ringan (90% kasus Leptospirosis) ditandai dengan gejala demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri perut, mual dan muntah. Sedangkan Leptospirosis Berat (10% kasus Leptospirosis) disamping terdapat gejala ikterus (berwarna kuning) juga didapatkan kelainan ginjal, perdarahan di paru, dan kadang miokarditis (gangguan di jantung) yang bisa memudahkan mati mendadak. Tidak jarang perdarahan di otak (seperti stroke).

Mengapa ada pasien yang mengalami Leptospirosis ringan dan ada yang berat? Hal ini tergantung dari virulensi (keganasan) kuman Leptospira dan status kekebalan tubuh pasien yang diserang kuman tersebut.

Masa inkubasinya 2-12 hari, rata-rata 7 hari. Onset penyakit bersifat mendadak, disertai demam tinggi dan menggigil (mirip sakit malaria). Sepertiga pasien mengalami gejala awal berupa kelemahan umum (nglungkrah), dan sakit kepala.

Semua pasien Leptospirosis berat menunjukkan gejala demam yang tinggi (lebih dari 39 C) pada dua hari pertama, dan bisa berlangsung sampai 8 hari. Selanjutnya muncul gejala kuning (ikterus) di mata, kulit, dan air kencing yang berwarna kuning tua seperti air teh, sehingga sering diduga sebagai Hepatitis akut.

Komplikasi:
Saat ini Leptospirosis sering dikaitkan dengan kelainan perdarahan. Sebagian besar pasien dengan Leptospirosis Berat mengalami perdarahan (hampir 70%). Perdarahan ini bisa dalam bentuk perdarahan di bawah kulit (bintik-bintik kemerahan), perdarahan pada gusi dan langit-langit mulut, mimisan, hingga perdarahan saluran cerna (muntah darah, berak darah), perdarahan paru (batuk darah) dan perdarahan otak (mirip Stroke: sakit kepala, sulit tidur, gangguan kesadaran, dan kekakuan leher).

Sedangkan gejala pada saluran cerna yang dikeluhkan pasien antara lain: nafsu makan menurun, susah buang air besar, mual, muntah, nyeri perut, kembung dan ceguken.

Diagnosis:
Jika kita mencurigai adanya penyakit Leptospirosis (demam mendadak, disertai kelemahan umum, nyeri otot, di mata terdapat kemerahan di sekitar pupil mata), maka perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium (darah rutin biasanya terdapat leukositosis/ sel darah putih meningkat, trombositopeni: trombosit turun mirip demam berdarah dan peningkatan laju endap darah /LED). Bila memungkinkan diperiksa Leptodridot, Leptospira Rapid Tes (memeriksa antibodi/kekebalan tubuh kita terhadap kuman tersebut).
Manfaat Pemeriksaan Mendeteksi infeksi akut leptospira atau leptospirosis, dan membedakannya dengan penyakit infeksi lain


Posted via Blogaway

0 komentar:

Posting Komentar