Minggu, 20 Juli 2014

HIV/AIDS


            HIV/AIDS termasuk jajaran penyakit yang mempunyai tingkat penularan yang sangat tinggi. Hal ini terjadi karena seringkali seseorang tidak menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi HIV, sehingga menjadi sumber penularan bagi orang lain. Sampai saat ini diperkirakan terdapat sekitar 28 juta orang lebih yang terinfeksi HIV di seluruh dunia. Untuk Indonesia sendiri diperkirakan orang yang terinfeksi HIV mencapai 100.000 sampai 200.000 orang yang dari tahun ke tahun akan terus bertambah.
            Seseorang terkena HIV biasanya diketahui jika telah terjadi Sindrom Defisiensi Imun Dapatan (AIDS) yang ditandai antara lain penurunan berat badan, diare berkepanjangan, Sarkoma Kaposi, dan beberapa gejala lainnya. Berkembangnya teknologi pemeriksaan saat ini mengijinkan kita untuk mendeteksi HIV lebih dini.
            Pemeriksaan Laboratorium yang paling umum dilakukan sebagai skrining pertama kali dalam melakukan pemeriksaan Anti HIV (merupakan pemeriksaan anti body) yaitu dengan metode ELISA.
Enzim-Linked immune sorbent assay (ELISA) atau dalam bahasa indonesianya disebut sebagai uji penentuan kadar immunosorben taut-enzim, merupakan teknik pengujian serologi yang didasarkan pada prinsip interaksi antara antibody dan antigen. Pada awalnya, teknik ELISA hanya digunakan dalam bidang imunologi untuk mendeteksi keberadaan antigen maupun antibody dalam suatu sampel seperti dalam pendeteksian antibody IgM, IgG, dan IgA pada saat terjadi infeksi (pada tubuh manusia khususnya, misalya pada saat terkena virus HIV). Namun seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan,teknik ELISA juga diaplikasikan dalam bidang patologi tumbuhan, kedokteran, dll.


Posted via Blogaway

0 komentar:

Posting Komentar