Jumat, 04 Juli 2014

Antikoagulan

Antikoagulan adalah zat yang mencegah penggumpalan darah dengan cara
mengikat kalsium atau dengan menghambat pembentukan trombin yang
diperlukan untuk mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin dalam proses
pembekuan . Jika tes membutuhkan darah atau plasma, spesimen harus
dikumpulkan dalam sebuah tabung yang berisi antikoagulan. Spesimen-
antikoagulan harus dicampur segera setelah pengambilan spesimen untuk
mencegah pembentukan microclot. Pencampuran yang lembut sangat penting
untuk mencegah hemolisis.
Ada berbagai jenis antikoagulan, masing-masing digunakan dalam jenis
pemeriksaan tertentu.
EDTA ( ethylenediaminetetraacetic acid, [CH2N(CH2CO2H)2]2 )
Umumnya tersedia dalam bentuk garam sodium (natrium) atau potassium
(kalium), mencegah koagulasi dengan cara mengikat atau mengkhelasi kalsium.
EDTA memiliki keunggulan disbanding dengan antikoagulan yang lain, yaitu
tidak mempengaruhi sel-sel darah, sehingga ideal untuk pengujian hematologi,
seperti pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, KED, hitung lekosit, hitung
trombosit, retikulosit, apusan darah, dsb.
K2EDTA biasanya digunakan dengan konsentrasi 1 - 1,5 mg/ml darah.
Penggunaannya harus tepat. Bila jumlah EDTA kurang, darah dapat mengalami
koagulasi. Sebaliknya, bila EDTA kelebihan, eritrosit mengalami krenasi,
trombosit membesar dan mengalami disintegrasi. Setelah darah dimasukkan ke
dalam tabung, segera lakukan pencampuran/homogenisasi dengan cara
membolak-balikkan tabung dengan lembut sebanyak 6 kali untuk menghindari
penggumpalan trombosit dan pembentukan bekuan darah.
Ada tiga macam EDTA, yaitu dinatrium EDTA (Na2EDTA), dipotassium EDTA
(K2EDTA) dan tripotassium EDTA (K3EDTA). Na2EDTA dan K2EDTA biasanya
digunakan dalam bentuk kering, sedangkan K3EDTA biasanya digunakan dalam
bentuk cair. Dari ketiga jenis EDTA tersebut, K2EDTA adalah yang paling baik
dan dianjurkan oleh ICSH (I nternational Council for Standardization in
Hematology) dan CLSI ( Clinical and Laboratory Standards Institute ).
Tabung EDTA tersedia dalam bentuk tabung hampa udara ( vacutainer tube )
dengan tutup lavender (purple).
Trisodium citrate dihidrat (Na3C6H5O7 •2 H2O )
Citrat bekerja dengan mengikat atau mengkhelasi kalsium. Trisodium sitrat
dihidrat 3.2% buffered natrium sitrat (109 mmol/L) direkomendasikan untuk
pengujian koagulasi dan agregasi trombosit. Penggunaannya adalah 1 bagian
citrate + 9 bagian darah. Secara komersial, tabung sitrat dapat dijumpai dalam
bentuk tabung hampa udara dengan tutup berwarna biru terang.
Spesimen harus segera dicampur segera setelah pengambilan untuk mencegah
aktivasi proses koagulasi dan pembentukan bekuan darah yang menyebabkan
hasil tidak valid. Pencampuran dilakukan dengan membolak-balikkan tabung
sebanyak 4-5 kali secara lembut, karena pencampuran yang terlalu kuat dan
berkali-kali (lebih dari 5 kali) dapat mengaktifkan penggumpalan platelet dan
mempersingkat waktu pembekuan.
Darah sitrat harus segera dicentrifuge dan dianalisa maksimal 2 jam setelah sampling.
Natrium sitrat konsentrasi 3,8% digunakan untuk pemeriksaan erythrocyte
sedimentation rate (ESR) atau KED/LED cara Westergreen. Penggunaannya
adalah 1 bagian sitrat + 4 bagian darah.
Heparin
Antikoagulan ini merupakan asam mukopolisacharida yang bekerja dengan cara
menghentikan pembentukan trombin dari prothrombin sehingga menghentikan
pembentukan fibrin dari fibrinogen. Ada tiga macam heparin: ammonium
heparin, lithium heparin dan sodium heparin. Dari ketiga macam heparin
tersebut, lithium heparin paling banyak digunakan sebagai antikoagulan karena
tidak mengganggu analisa beberapa macam ion dalam darah.
Heparin banyak digunakan pada analisa kimia darah, enzim, kultur sel, OFT
( osmotic fragility test ). Konsentrasi dalam penggunaan adalah : 15IU/mL +/-
2.5IU/mL atau 0.1 – 0.2 mg/ml darah. Heparin tidak dianjurkan untuk
pemeriksaan apusan darah karena menyebabkan latar belakang biru.
Setelah dimasukkan dalam tabung, spesimen harus segera dihomogenisasi 6
kali dan dicentrifuge kemudian plasma siap dianalisa. Darah heparin harus dianalisa dalam waktu maksimal 2 jam setelah sampling.
Natrium Oksalat (Na2C2O4). Natrium oksalat bekerja dengan
cara mengikat kalsium. Penggunaannya 1 bagian oksalat + 9
bagian darah. Biasanya digunakan untuk pembuatan adsorb
plasma dalam pemeriksaan hemostasis.
Kalium Oksalat NaF. Kombinasi ini digunakan pada pemeriksaan
glukosa. Kalium oksalat berfungsi sebagai antikoagulan dan NaF
berfungsi sebagai antiglikolisis dengan cara menghambat kerja
enzim Phosphoenol pyruvate dan urease sehingga kadar glukosa
darah stabil.

Posted via Blogaway

Posted via Blogaway

Posted via Blogaway


Posted via Blogaway

0 komentar:

Posting Komentar